A.
STRATEGI PEMBELAJARAN
Strategi
merupakan pola umum rentetan kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan. Dalam pembelajaran perlu strategi agar tujuan tercapai dengan optimal.[1]
Kemp (Wina
Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip
pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi
pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada
dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan
diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya,
pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1)
exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam
Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya,
strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan
strategi pembelajaran deduktif.
Strategi
pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya
digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi
merupakan “a plan of operation achieving something.[2]
B.
METODE PEMBELAJARAN
Metode adalah
rencana menyeluruh yang berkenaan dengan penyajian materi bahasa secara
teratur, tidak ada satu bagian yang bertentangan dengan yang lain dan semuanya
berdasarkan approach yang telah dipilih. Sifatnya, prosedural.[3]
Metode adalah
“a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008). Jadi, metode pembelajaran
dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan
untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2)
demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman
lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.
C.
TEKNIK PEMBELAJARAN
Teknik yaitu
apa yang sesungguhnya terjadi di dalam kelas dan merupakan pelaksanaan dari
metode. Sifatnya, implementatif.[4]
Teknik
pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode
ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik
tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode
ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan
penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang
siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal
ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang
sama.[5]
Seorang
guru/instruktur/dosen harus memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan
materi yang diajarkannya, bila tidak… maka yang terjadi adalah siswa/mahasiswa
akan kurang faham, tidak menyukai mata pelajaran tersebut atau bahkan anda
sendiri sebagai pengajar tidak disukai. Tidak pelit nilai mungkin hal yang
bijak sebagai seorang pengajar dan tentunya anda akan menjadi pengajar favorit
dikelas, tetapi hal ini tidak mendidik dan merugikan siswa yang anda didik.
D.
MEDIA
PEMBELAJARAN
Media adalah
sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997).[6]
Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan
ajar. Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk
menyampaikan pesan pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa, bentuk komunikasi tidak
akan berjalan tanpa bantuan sarana untuk menyampaikan pesan. Bentuk-nentuk
stimulus dapat dipergunakan sebagai media, diantaranya adalah hubungan atau
interaksi manusia, realitas, gambar bergerak atau tidak, tulisan dan suara yang
direkam. Maka dengan bentuk kelima stimulus ini, akan membantu pelajar
mempelajari. Atau, dapat disimpulkan bahwa bukti-bukti stimulus yang dapat
dipergunakan sebagai media pembelajaran adalah suara, lihat dan gerakan.
Banyak batasan
atau pengertian yang dikemukakan para ahli tentang media, di antaranya
adalah: Asosiasi Teknologi dan
Komunikasi Pendidikan (Association of
Education and Communication Technology (AECT) di Amerika, membatasi
media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan
pesan atau informasi. National Education Association (NEA), mengatakan bahwa
“media” adalah bentuk-bentuk komunikasi
baik cetak maupun audio-visual serta peralatannya. Dari pengertian di atas,
dapat disimulkan bahwa media pembelajaran adalah sarana pendidikan yang
digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi
efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran. Dalam pengertian
yang lebih luas media pembelajaran adalah alat, metode dan teknik yang
digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara
pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran di kelas.[7]
REFERENSI
Azhar, Arsyad. Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2010.
Asril, Zainal. Micro
Teaching. Jakarta: Rajawali Pers. 2011
Sanaky, Hujair AH. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania Press. 2009.
http://psb-psma.org/content/blog/pengertian-pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran.
[1]
Zainal Asril, Micro Teaching, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Cet.
ke-3, h.13
[2]
http://psb-psma.org/content/blog/pengertian-pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran
[3]
Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), Cet. Ke-3, h.19
[4]
Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), Cet. Ke-3, h.19
[5] http://psb-psma.org/content/blog/pengertian-pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran
[6]
Oemar Hamalik, 1998, Media Pembelajaran, h. 4
[7]
Hujair AH. Sanaky, Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Safiria Insania
Press, 2009), cet. Ke-2, h.3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar