Huruf miring biasanya dikenal dalam bahasa cetakan.
Didalam tulisan yang menggunakan ketikan, atau tulisan tangan, huruf miring diberi garis bawah. Yang digaris
adalah masing-masing kata. Denga demikian, garis itu terputus-putus.enurut
panjangnya suatu perkataan. Huruf miring biasanya disebut huruf kursif.
Huruf miring dalam cetakandipakai untuk hal sebagai
berikut:
- Menulis nama buku, majalah, dan surat kabar yang ditulis dalam karangan.
Misalnya:
Negarakertagama karangan Prapanca
Merahnya-merah karya Iwan
Simatupang
- Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.
Misalnya:
Kata pakar merupakan kata pungut
Kata lubang jangan ditulis lobang
- Menulis kata nama-nama ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya:
Istilah
penataran lebih banyak dipakai dibandingkan up-grading
Politik
devide et empera pernah merajalela di negeri ini
Penulisan kata
1) Kata Dasar
Kata
yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu satuan.
Misalnya:
Saya tahu ia cemburu
Dimana ada gula disitu ada
semut
2)Kata Turunan
(1)
imbuhan (awalan, sisipan,
akhhiran) ditulis serangakai dengan kata dasarnya.
Misalnya:
perbaikan
memperjuangakan
(2)
Awalan atau akhiran ditulis
serangkai dengan kata langsung mengikuti atau mendahuluinya kalau bentuk katanya
berupa gabungan kata.
Misalnya:
bersaudara
kandung
menganak
sungai
(3)
kalau bentuk kata berupa gabungan
kata dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran, maka kata-kata atau ditulis
serangkai.
Misalnya:
mempertanggungjawabkan
meninabobokan
(4)
Kalau salah satu unsure gabungan
kata yang dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya :
tunarungu
semifinal
3) Kata Ulang
Bentuk kata ulang ditulis secara lengkap dengan
menggunakan tanda penghubung.
Misalnya
:
anak-anak, berkerlap-kerlip, sayur-mayur, bolak-balik
4) Gabungan Kata
(1) Gabungan kata yang lazim disebut
kata majemuk, terma suk istilah khusus, bagian-bagiannya umumnya ditulis
terpisah.
Misalnya :
tanah tumpah darah
persegi panjang
(2) Gabungan kata, termasuk istilah
khusus, yang mungkin menimbulkan salah baca, dapat diberi tanda hubung untuk
menegaskan pertalian diantara unsur yang bersangkutan.
Misalnya :
buku sejarah-baru
anak-istri
5) Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya
Kata gantu ku dan kau
ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya ; ku, mu dan
nya ditulis serangkai dengan
kata yang mendahuluinya.
Misalnya
:
rumahku
kauambil
6) Kata Depan di, ke dan dari
Kata depan di, ke,
dan dari ditulis terpisah
dari kata yang mengikutinya, kecuali didalam gabungan kata yang sudah dianggap
sebagai satu kata seperti kepada
dan daripada.
Misalnya
:
Kakaknya sudah berangkat ke Bangkok
Nunung berasal dari Bandung
7) Kata si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah
dari kata yang mengikutinya.
Misalnya
:
sang waktu
si tertuduh
8) Partikel
(1) Partikel lah,
kah dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya :
Bacalah surat itu dengan tenang
Siapakah gerangan dia ?
(2) Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya :
Apa pun yang terjadi
saya tetap melaksakannya
Kelompok kata berikut sudah dianggap padu benar, ditulis
serangkai : adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, sungguhpun, biarpun,
kalaupun, kendatipun, walaupun, maupun.
(3) partikel per yang berarti
‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah bagian-bagian kalimat yang
mendampinginya.
Misalnya :
Berapa harga kain belacu
per meter ?
Silakan masuk ruangan
satu per satu
9) Angka dan Lambang Bilangan
(1) Angka dipakai untuk menyatakan
lambang atau nomor. Di dalam tulisan lazim digunakan angka Arab dan angka
Romawi. Pemakaiannya diatur dalam uraian berikut.
Angka Arab 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi I, II, III, IV, V, VI, VII, C(100), M(1000)
(2) Angka digunakan untuk menyatakan :
a) ukuran
panjang, berat, dan isi
Misalnya
:
5
liter
10
kilogram
b) satuan waktu
Misalnya
:
1
jam 20 menet
tahun
1990
c) nilai uang
Misalnya
:
Rp.
2000,00
(3) Angka dipakai untuk nomor jalan, rumah, apartemen,
atau kamar pada alamat.
Misalnya :
Jalan
Jen. Soedirman, No. 65
Hotel
Horizon, kamar 4/5
(4)
Angka dipakai untuk menomori
karangan atau bagiannya.
Misalnya :
Bab
II, pasal 3, halaman 21
Surah
Yasin : 12
(5)
Penulisan lambang bilangan dengan
huruf dilaksanakan sebagai berikut :
a)
Bilangan utuh :
Misalnya :
12
dua belas
126
seratus dua puluh enam
b)
Bilangan pecahan :
Misalnya :
1/8 seperdelapan
½ seperdu, atau seperdua
(6)
Penulisan kata bilangan tingkat
dapat dilaksanakan sebagai berikut :
Misalnya :
Paku
Buwono ke-10
Paku
Buwono X
(7)
Penulisan kata bilangan yang
mendapat akhiran mengikuti cara berikut :
Misalnya :
tahun
50-an atau tahun lima puluhan
lima uang 1000-an lima uang seribuan
(8)
Lambang bilangan yang dinyatakan
dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa lambang
yang dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan.
Misalnya :
Dia
menonton drama sampai tiga kali
Diantara 72 anggota yang hadir, 50 orang memberi suara
12 orang orang tidak setuju, dan 10 orang blanko.
(9)
Lambang bilangan pada awal kalimat
ditulis dengan huruf, jika susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak
dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat lagi pada awal
kalimat.
Misanya :
Lima
belas orang tewas dalam kecelakaan itu
Bukan :
15
orang tewas dalam kecelakaan itu
(10) Angka yang menunjukkan bilangan
bulat yang besar dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca.
Misalnya :
Perusahaan
itu baru saja mendapat pinjaman 250 juta rupiah.
Kekayaannya
belum mencapai 25 milyar rupiah.
(11)Kecuali didalam dokumen
resmiseperti akte dan kuitansi, bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan
huruf sekaligus dalam teks.
Misalnya :
Kantor
kami mempunyai 20 orang pegawai.
Bukan :
Kantor
kami mempunyai 20 (dua puluh) orang pegawai.
(12)
Kalau bilangan dilambangkan dengan
angka dan huruf, penilisannya harus tepat.
Misalnya :
Saya
telah menerima honorarium sebesar Rp.75.960,00 (Tujuh puluh lima ribu sembilan ratus enam pululh rupiah).
Penulisan Unsur Serapan
Dalam perkembanganny, bahasa Indonesia menyerap unsur
dari beberapa bahasa asing, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa
Sanskerta. Arab, Portugis, Belanda, Inggris, dan bahasa asing lainnya.
Berdasarkan taraf integrasinya, unsur pinjaman dalam
bahasa Indonesia dapat dibagi alam dua golongan besar:
Pertama, unsur
yang belum sepenuhnya terserap kedalam bahasa Indonesia, seperti: team, shuttle
cock, I’exploitation de I’home par I’home. Umsur-unsur dipakai dalam konteks
bahasa inidonesia, tetapi pengucapannya masih begitu asing.
Kedua, unsure asing yang pengucapannya dan
penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Kaidah ejaan yang
berlaku dalam unsur serapan ialah sebagai berikut.
aa (Belanda ) menjadi a
paal pal
baal bal
ae Jika tidak bevariasi dengan e, tetap ae
aerobe aerob
aerodynamics aerodinamika
ai tetap ai
trailer trailer
caisson kaison
au tetap au
audiogram audiogram
hydraulic hidraulik
c di muka a, u, o, dan konsonan berubah menjadi k construction
cubic kubik
construction konstruksi
c di muka e, I, oe an y berubah menjadi s
central sentral
circulation sirkulasi
cc di muka o, u dan konsonan berubah menjadi k
accommodation akomodasi
acclamation aklamasi
cch dan ch di muka a, o, dan konsonan berubah menjadi k
charisma karisma
cholera kolera
cc di muka e, an I berubah menjadi ks
accent aksen
vaccine vaksin
ch yang lafal atau sy menjadi s
echelon eselon
machine mesin
ch yang lafalnya c berubah menejadi c
check cek
china cina
c (sanskerta) berubah menjadi s
cabda sabda
castra sastra
e tetap e
affective efektif
system sistem
ea tetap menjadi ea
idealist idealis
realist realis
ee (Belanda) menjadi e
stratosfeer stratosfer
system sistem
ei tetap ei
aarbei arbei
eidetic eidetik
eo tetap eo
streo stereo
geometry geometri
eu tetap eu
neutron neutron
eugenol eugenol
f tetap f
fanatic fanatic
factor faktor
ei jika lafalnya i menjadi i
patien pasien
efficient efisien
kh (Arab) tetap kh
khusus khusus
akhir akhir
ng tetap ng
contingent kontingen
congress kongres
oo (Inggris) menjadi u
cantoon kartun
pool pul
oo (vocal ganda) tetap oo
zoologi zoologi
coordination koordinasi
ou jika lafalnya au menjadi au
bout baut
counter kaunter
ou jika lafalnya u menjadi u
gouverneur gubernur
coupon kupon
ph mnejadi f
phase fase
physiologi fisiologi
ps tetap ps
pseudo pseudo
psychiatry psikiatri
pt tetap pt
adaptation adaptasi
ptyalin ptyalin
q menjadi k
aquarium akuarium
aquator equator
rh menjadi r
rhythm ritme
rhetoric retorika
sc di muka a, u,o, dan konsonan mnejadi sk
scandium scandium
scriptie skripsi
sc di muka e, I dan y menjadi s
scenography senografi
scyphistoma sidistoma
sch di muka vocal menjadi sk
schema skema
scholasticism skolatisisme
t di muka I, jika lafalnya s menjadi s
ratio rasio
actie aksi
th menjadi t
orthography ortografi
method metode
u tetap u
unit unit
structure sturktur
ua tetap ua
dualism dualisme
aquarium akuarium
ue tetap ue
suede sued
duet duet
ui tetap ui
duit duit
kuitantie kuitansi
uo tetap uo
ouorum kuorum
quota kuota
uu menjadi u
prematuur premature
vacuum vacum
v tetap v
vitamin vitamin
television televise
x pada awal kata tetap x
xenon xenon
xylophone xilogon
x pada posisi lain tetap ks
taxi taksi
extra ekstra
xc di muka e dan I menjadi ks
excpetie eksepsi
excess ekses
xc di muka a, ou, dan konsonan, menjadi ksk
excursive ekskursif
Excess ekses
y bila lafalnya y menjadi y
yangonin yangonin
yen yen
psychology psikologi
y jika lafalnya I menjadi i
dynamo dynamo
psychology psikologi
z tetap z
zenith zenith
zodiac zodiac
Konsonan ganda menjadi konsonan tunggal, kecuali kalau membingungkan.
accu akki
effect efek
Catatan :
·
Unsur-unsur yang sudah
diserap ke dalam bahasa Indonesia dan lazim dieja secara Indonesia tidak perlu lagi diubah
ejaannnya.
-
Seklipun dalam ejaan ini huruf c
dan x diterima sebagai bagian abjad bahasa Indonesia, unsure yang mengandung
kedua huruf itu diindonesiakan menurut kaidah yang terurai diatas. Disamping
pegangan untuk penyesuaian dalam bahasa Indonesia, akhiran asing itu
diserap sebagai bagian kata yang utuh. Kata seperti standarisasi, implementasi, dan objektif diserap secara utuh
disamping kata satndar, implement dan objek.
-
aat menjadi at
advokaat advokat
-
age menjadi an
accountant akuntan
-
aechi, archy, menjadi arki
anachie, anarchy anarki
-
air, ary menjadi er
complementair, complementry-komplementer
-
(a) tie, (a) tion menjadi asi, si
actie, action aksi
publicatie, publication publikasi
-
eel, aal, al menjadi al
fomee, formal formal
rationeel rasional
-
ein tetap ein
cystein sistein
protein protein
-
eur, or menjadi or
directur, director direktur
corrector korektor
-
or tetap or
dictator dictator
-
ief, ive menjadi if
desscriptief deskriptif
demonstratief demonstrative
-
iek, ica, ics, ique (nominal) mnejadi ik, ika
phonetiek, phonetics fonetik
mobile mobil
-
iel, ile menjadi il
precentiel presentil
logica logika
-
isch, ic (ajektif) menjadi ik
electronisch elektronik
mechanism mekanik
-
isme, ism menjadi isme
modernisme modernisasi
-
ist menjadi is
publicist publisis
-
logie, logy menjadi logi
technologie teknologi
-
logue menjadi log
catalogue catalog
-
loog (belanda) menjadi log
analoog analog
-
oide, oid menjadi oid
hominoide hominoid
-
oir (e) menjadi oar
trotoir trotoar
-
teit, ty menjadi tas
universiteit universitas
oualiteit kualitas
-
uur, ure, menjadi ur
factuur faktur
structure struktur
Tanda Baca
1) Tanda titik (.)
(1)
Tanda titik dipakai pada akhir
kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya :
Biarlah mereka duduk di sana.
Tetapi perhatikanlah penulisan berikut :
Mengapa mereka duduk di sana?
Perhatian : Bila kalimat itu ditulis berurutan dalam paragraf atau
wacana, jarak antara titik pada akhir kalimat dengan awal kalimat baru satu
ketukan.
(2)
Tanda titik dipakai pada akhir
singkatan nama orang.
Misalnya :
A.S Kramawijaya Kusuma Dimeja
Muh. Yamin
Ingat : Jika itu ditulis lengkap, maka tanda titik tidak dipergunakan.
Dibelakang nama orang tidak dipakai tanda titik.
(3)Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar,
jabatan, pangkatan dan sapaan.
Misalnya :
Prof. Profesor
Ny. Nyonya
(4)
Tanda titik dipakai pada singkatan
kata atau ungkapan yang sudah sangat umum.
Misalnya :
a.n atas
nama
tsb tersebut
(5)
Tanda titik dibelakang angaka atau
huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
III Departemen Dalam Negeri
A.
Direktorat Jenderal Pembangunan
Masyarakat
B.
Direktorat Jenderal Agama
(6)
Tanda titik dipakai untuk
memeisahkan angaka jam, menit, dan yang menunjukkan waktu.
Misalnya:
Pukul 1.23.45 (pukul satu lewat 23 menit, 45 detik)
(7)
Tanda titik tidak dipakai untuk
memisahkan angaka ribuan, jutaan dan seterusnya.
Misalnya :
Lihatlah halaman 2783 dalam buku itu !
(8)
tanda titik dipakai untuk
memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan angka waktu.
Misalnya :
2.30.12 (2 jam, 30 menit, 12 detik)
(9) Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang
terdiri dari huruf-huruf awakl kata atau suku kata atau badan pemerintah,
lembaga atau yang terdapat didalam akronim yang sudah diterima masyarakat.
Misalnya :
Tilang bukti
pelanggaran
Radar radio
detecting and ranging
(10)Tanda titk dipakai pada akhir judul yang
merupakan kepala karangan, kepala ilustrasi, table dan lain-lain.
Misalnya :
Pada sebuah kapal
1.1Latar
Belakang
(11)Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang
kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan dan mata uang.
Misalnya :
H Helium
cc centimeter
kubik
(12)Tanda titik dipakai di belakang alamat pengirim
dan tanggal surat, atau nama alamat pengirim surat.
Misalnya :
Jln. R. Soedirman 234
2) Tanda Koma
(1)
Tanda koma dipakai diantara unsur
dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya :
Saya membeli kertas, pena,, dan pensil.
(2)
Tanda koma dipakai untuk
memisahkan kalimat setara yang dengan kalimat berikutnya yang didahului oleh
kata tetapi, melainkan.
Misalnya :
Dia ingin sekali memiliki rumah itu , tetapi uangnya
belum cukup.
(3)
Tanda koma dipakai untuk
memisahkan anak kalimat dari kalimat apabila kalimat tersebut mengiringi induk
kalimat.
Misalnya:
Kalau kamu lulus ujian nanti, ibu akan memberimu
hadiah menarik.
(4)
Tanda koma tidak dipakai untuk
memisahkan anak kalimat dan induk kalimat apabila anak kamilmat tersebut mengiringi
kalimat.
Misalnya :
Dia lupa akan janjinya karena sibuk.
(5)
Tanda oma dipakai di belakang kata
atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat.
Misalnya:
Oleh karena itu, kita harus selalu rajin.
(6)
Tanda koma dipakai di belakang
kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasiahn, yagn terdapat pada awal kalimat.
Misalnya :
O, kalau begitu kita harus pergi cepat.
(7) Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dalam kalimat.
Misalnya :
Kata ibu, ”Saya gembita sekali!”
(8) Tanda koma dipakai diantara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian
alatm(iii) tenpat dan tanggal, (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang
ditulis berurutan.
Misalnya :
Sdr. Abdullah, Jalan Pisang 1, Bogor
(9)
Tanda koma dipakai untuk menceraikan
bagian nama dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Misalnya :
Siregar, Merari. Azab
dan sengsara. Wel tevreden, Balai Pustaka, 1920.
(10)
tanda koma dipakai di antara
tempat penerbitan, nama penerbit dan tahun penerbit
Misalnya:
Tjokronegoro, Sutomo, Tjukupkah Saudara Membina Bahasa Persatuan Kita? Djakarta, Eresco, 1968.
(11)
Tanda koma dipakai di antara naam
orang dan gelar akademik yang mengikutinya, untuk membedakan dari singkatan
nama keluarga atau warga.
Misalnya :
C.
Ratulangi, S.E.
D.
3) Tanda Titik Koma (;)
(1)
Tanda titik koma dipakai untuk
memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Misalnya :
Malam makin larut; kami belum juga selesai
(2)
tanda titik koma dapat dipakai
untuk memisahkan kalimat setara didalam satu kalimat majemuk sebagai pengganti
kata penghubung.
Misalnya:
Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja.
4) Tanda Titik Dua
(1)
Dipakai pada akhir suatu
pertanyaan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Misalnya :
Yang kita perlukan sekarang adalah sebagai berikut :
kursi, lemari dan meja.
(2)
Dipaki sesudah kata atau ungkapan
yang memerlukan pemerian.
Misalnya :
Bendahara : Methia Farina
5) Tanda Hubung (-)
(1)
Tanda hubung menyambung
unsur-unsur kata ulang
Misalnya:
Anak-anak
(2)
Tanda hubung dipakai untuk
merangkaikan unsure bahasa Indonesia dengan
unsure bahasa asing.
Misalnya :
di-check-kan
6) Tanda Pisah(--)
Misalnya :
Kemerdekaanitu –saya yakin akan dapat tercapai.
1990—1998
7) Tanda Elipsis (…)
Misalnya :
Begitulah…ya, marilah kita pergi
Sebab-seebab kepanikan…akan diteliti lebih lanjut.
8)Tanda Tanya
Misalnya :
Apa tujuan tuan datang kesini ?
Berapa jumlah uang anda ?
9)Tanda Seru (!)
Misalnya :
Alangkah indahnya pemandangan disana !
Kamu canti sekali !
10) Tanda Kurung ( (…)
)
Misalnya :
Keterangan itu (lihat gambar 53) menunjukkan taraf
perkembangan penyakit DBD.
11) Tanda kurung siku ( […] )
Misalnya :
Anak dibaca [ana’]
Sang Sapurba men [d] engarkan bunyi gemerisik
12) Tanda Petik (“…”)
Misalnya :
“Sudah siap?”tanya Awal.
Pekerjaan itu dilaksakan dengan cara “coba dan ralat”.
13) Tanda Petik dan Tunggal (‘…’)
Misalnya :
Rate of
inflation ‘laju inflasi’
14) Tanda Ulang (…2)
Tanda ulang dapat dipakai dalam tulisan cepat dan notula untuk menyatakan
pengulangan kata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar