A.Sejarah Filsafat Islam
Islam dengan kebudayaan telah
berjalan selama 15 abad. Dalam perjalanana yang demikian panjang terdapat 5
abad perjalanan yang menakjubkan dalam kegaiatan pemikiran filasafat, yaitu
antara abad ke-7 hingga abad ke-12. Dalam kurun waktu 5 abad itu para ahli
piker islam merenungkan kedudukan manusia didalam hubungannya dengan sesama,
dengan alam, dengan Tuhan, dengan menggunakan pikirannya.
Mereka berfikir secara
sistematis dan analitis serta kritis sehingga lahirlah para filsuf islam yang
mempunyai kemampuan tinggi karena kedudukannya.
Setelah kaisar Yustianus menutup akademi
Neoplatonisme di Athena, beberapa guru besar hijrah ke Kresipon tahun 527 yang
kemudian disambut oleh kaisar Khusraw tahun 529. Setelah itu ditempat yang baru
mengadakan kegiatan mengajar filsafat, mereka dalam waktu 20 tahun, disamping
mengajarkan filsafat juga mempengaruhi lahirnya lembaga-lembaga yang
mengajarkan filsafat seperti di Alexandra, Athipa, Beirut.
Sifat khas orang-orang arab saat
itu yang hidup mengembara (khafillah) bergeser pada proses urbanisasi, kemudian
diikuti pudarnya dasar kehidupan asli yang terpendam dalam jiwa arab. Dahulu
orang arab mengutamakan kejantanan dalam menghadapi hidup yang serba keras,
karena terpengaruh keadaan geografis (luasnya padang pasir). Setelah proses
urbanisasi, mereka terbuat oleh birokrasi dan mengalami krisis identitas dalam
bidang sosial dan agama (dari pola mengembara ke pola ketertiban)
Setelah mendapatkan kemapanan,
mereka mengalami proses akulturasi penguasaan ilmu. Maka mulailah mangadakan
kontak intelektual yang pada saat itu tersedia warisan pemikiran yunani.
Proses akulturasi tersebut
terjadi lewat dua jalur yaitu Vira Diffusa (kontak pergaulan sehari-hari) dan
Via Bruditorum (kehendak mencari karya-karya yunani)
Proses akulturasi ini mencapai puncaknya dengan
didirikannya lembaga-lembaga pengajaran, penterjemahan dan perpustakaan.
Misalnya tahun 833
khalifah Al-ma’mum (Bahgdad) mendirikan Bait Al-Hikmah, tahun 972 khalifah
Hakam (qahirah) mendirikan jami’at Al-Azhar. Pusat-pusat ilmu pengetahuan
tersebut didirikan di kufah, fustat, Basrah, Samarrah dan Nishapur. Kenyataan
ilmiah yang membuktikan bahwa filsafat yunani berperan sebagai alat integrasi
sosial baru.
B.Pemikiran Filsafat Islam
Pemikiran filsafat islam lebih luas dari sekedar terbatas pada
aliran-aliran Aristolisme Arab saja karena pemikiran filsafat islam telah
muncul dan dikenal dalam aliran-aliran Teologis (kalamiah) sebelum orang-orang
Paripatesik (Al- Musya’iyyun) dikenal dan menjadi tokoh. Dalam ilmu kalam terdapat filsafat, sedangkan
filsafat benar-benar menukik dan dalam. Mu’tazilah mempunyai pendapat dan penmbahasan memecahkan berbagai
problematika ketuhanan, alam dan manusia. Dengan demikian secara tidak
dipertentangkan lagi, berarti mereka telah membentangkan jalan bagi aliran /
tritotelisme Arab. Siapakah yang bisa menolak tokoh semisal Al-‘Allaf (849 M)
atau An-Nazzam (845 M) dan kalangan filosof. Diantara tokoh besar aliran
asy’ariyah ada tokoh yang secara tepat bisa diklasifikasikan sebagai seorang
filosof sekaligus teolog, seperti Al-Ghazali (111 M) dan Fahtr Al- Din Al-
A’-razi (1209 M), sejak abad ke-7 H sampai tahun-tahun permulaan abad ke-13 M kajian-kajian
filosof bercampur aduk dengan kajian-kajian teologik, bahkan hidup bersama
secara berdampingan. Buku al-Mawaqif oleh Al-ili (1355 M) dipenuhi oleh teori
filsafat maupun teologi.
Sejak periode awal,
orang-orang sufi berusaha mengungkapkan kondisi psikologis. Rasa takut dan
harapan, rasa cinta dan emosi juga baqa dan fana mereka menganalisa tingkah
laku ma’rifat dengan bertumpu dengan pengalaman langsung dan pengetahuan pada
abad ke-13 H, al-junaid (910 M) dan Al-Hallaj (922 M) mengetahui problematika
al-ijtihad dan al-hulul, dia berpendapat bahwa orang bisa naik ke alam nur dan
mampu bersatu dengan khlaiq-Nya, sehingga ia mampu menyingkap hijab yang ada
dihadapannya dan mampu menatap hal-hal yang ghaib, sedangkan al-Hallaj
mengemukakan bahwa Tuhan bertempat didalam diri manusia, yang ditegaskan
melalui statemen yang tersirat: Ana al-Haqq (Aku adalah yang maha benar ) pada
abad ke-6 dan 7 kami melihat diri kami berada dihapan kaum sufi yang
benar-benar mirip dengan para filosof, dimana tokohnya yang terkemuka adalah
al-Suhrawardi syaluh aliran (Illuminasi), Muhyi al-din bin A’rabi yang
mempunyai aliran wihdah al-wujud, dan ibn sabi’in (1270 M) yang menyatakan
kesatuan mutlak. Mereka semua bermaksud mendirikan tasawuf berlandaskakan pada
sendi-sendi filsafat dan teori mereka tentang Al-wujud (ontologi) dan Al-Alma’rifan
(epistemologi) mirip sekali dengan teori para filosof karena dalam tasawuf
islam terdapat filsafat, maka filsafat tidak melalaikan tasawuf.
Tiga pemikiran lingkungan islam
Ada tiga pemikiran lingkungan
islam yang mengeluti pemikiran filsafat-filsafat. Yang pertama lingkungan
aliran kalam yang mencakup syiah dan ahli as-sunnah. Yang kedua lingkungan
filosof-filosof murni yang kita sebut dengan Paripatetik Arab. Paripatetik
adalah aliran yang bersumber pada Aristoteles walaupun berbeda dari Aristoteles
dalam sebagian hal. Parasitetik arab yang memperluas usaha untuk memadukan
antara filosof disamping memadukan filsafat dengan agama.
Yang ketiga, lingkungan kaum sufi lingkungan ini
mampu membela pemikiran filsafat, pada waktu publik awam menolaknya dibawah
pengaruh serangan keras, sehingga filsafat dalam beberapa zaman hidup dibawah
naungan tasawuf.
Hubungan Pemikiran Islam dengan Sastra dan Hukum
Pemikiran islam tidak hanya terbatas pada tiga hal yang diatas tapi
meluas pada lapangan : sastra, balaqah, fiqih, nahwu. Bisa diihat bahwa sejak
dulu kesusasteraan Abasiyah baik barbentuk syair atau prosa telah terpengaruh
oleh pemikiran filsafat dikalangan penyair seperti al-Mutanabbi (965 M), Abu
al-‘Ala al- Ma’abi (1050 M) yang memoles sairnya dengan pemikiran filosofis,
dan kalangan sastrawan seperti Abu Hayyan (1010 M) yang majelis-majelisnya
dipenuhi dengan dialog dan perdebatan filosof
Qudaman bin Ja’far (948 M) dari abad Al-qadir al-jurjaini (1078 M) ambil
bagian dalam rangka membangun fondasi kesusastraan arab, dan dilandasi dengan
sendi-sendi yang dekat hubungannya dengan logika dan filsafat, seperti pada
buku ushul fiqh sebagai salah satu kajian hukum islam, benar-benar didukung
oleh pemikiran filosof-filosof yang
karenanya oleh Mustafa ‘Abd Al-raziq (1947 M) diklasifikasikan sebagai salah
satu cabang filsafat islam.
Porsi Kajian Pemikiran Islam
Pandangan para ahli, secara modern belum tertuju kepada filsafat islam
kecuali di tahun-tahun pertama abad ini. Sebagian orientasi dan sekelompok
sejarawan mengulas, tetapi tidak memperdalam kajian filsafat islam, karena
mereka tidak mengetahui sumber-sumbernya
dan secara khusus mereka berumpu pada sebagian rujukan bangsa lain yang
ada.[1]
Pada pertengahan kedua abad ini gerakan orientalisme memulai aktivitasnya dan
mulai mengkaji dari teks-teks berbahasa arab. Orientasi para analisis tersebut
pada awalnya terbatas pada kelompok.[2]
Aristototeles arab yang diulang-ulang
oleh para skolastisi di abad-abad pertengahan mereka tidak berorientasi kearah
kaum sufi dan teolog pada fase berikut-berikutnya pada kenyataannya, gerakan
orientalisme mulai mendatangi hasil pada perempat terakhir dari abad yang lain, dengan demikian berarti
membentangakan jalan bagi perempatan pertama abad ke-20, yang dianggap sebagai
zaman keemasan bagi kajian-kajian disekitar pemikiran islam, maka dilakukan
berbagai kajian-kajian tentang topik-topik tertentu mengenai filsafat, teolog
atau tasawuf. Maka dilakukanlah kajian kajian lain yang bersifat universal
untuk memaparkan semua itu untuk menentukan sebagaian tetapi juga ada kajian
yang tidak terlepas dari pendalaman dan spesialisasiyang terpandang.
Pada masa ini, lahirlah ensiklopedia islam yang meliputi berbegai macam
bidang peradaban, arab dimana letak ulangnya sekarang dikontrol dengan menggunakan
sumber-sumber klasik yang telah ditemukan konklusi yang ditarik dari
kajian-kajian kontemporer.
Pada paruh ketiga abad ini, keidupan akademik modern mulai merayap
didunia arab, berturut-turut tahun demi tahun ada pendirian universitas. Hampir
disetiap daerah arab selain imperium-imperium teluk ada unversitas baik lama
maupun yang sedang tumbuh. Universitas – universitas ini harus ambil bagian dalam menggali warisan
pemikiran islam membentangakannya bagi kajian dan studi yang karenanya bisa
ditelaah dengan porsi yang memadai pada lima
puluh tahun terakhir, karena disekitar warisan inilah mayoriats kajian untuk
meraih gelar master dan doktor, di universitas-universitas arab dilakukan:
- Penelitian dan penerbitan
Kajian ini
berkisar pada tiga poin, pertama: penemuan, editing, dan penerbitan,
dokumen-dokumen. Kedua: memperkenalkan figure tokoh atau aliran tertentu dan
menganalisa berbagai pendapat dab teori. Ketiga : mnerjahakan dari bahasa lain
ke bahasa arab. Bahwa penemuan dokumen merupakan langkah pertama dalam rangka
menghidupkan warisan antologi islam.
- Penyusunan
Orang-orang arab tidak seperti pemikir-pemikir
sebelumnya, mereka segera melakukan kajian mengarang dan menulis biografi dan
tokoh-tokoh (islam) yang hampir terlupakan memperkenalkan kembali aliran-aliran
yang memberikan analisis dalam kehidupan pemikiran islam dan menjelaskan
pandangan-pandangan mereka, seperti tokoh yang dijadikan bidang kedokteran
yaitu ibn Sina disebut pula nama Father Qunwati, Al- Ghazali disebut Father
Farid Jabbar dan lain-lain.
- Penerjamahan
Misalnya dalam bidang filsafat diterjemahkan dari
bahasa jerman atau daripadanya dan dari bahasa inggris buku Boer (de) Geschicnte der Philosiphie Stuttgart 1901.
Buku ini diterjemahkan kedalm bahasa Inggris pada
tahun 1903, buku ini diterjemahkan kedalam bahasa arab oleh Dr. Muhammad ‘Abd
Al-Hadi Abu Ridan dengan diberi catatan yang memadai yang kabur dijelaskan,
yang salah dikoreksi.
Dalam ilmu
kalam (teolog islam): Gardet(L) dan Anawasi (G), Inttroduction ala thevloge
Musulmane, Paris 1948. Buku ini diterjemahkan oleh Subhi Saleh dan Father Farid
Jabbar dalam tiga jilid dengan judul Falsafah Al-Fikr Al-din bain al-islam wa
al Masiniyyah (filsafat pemikiran agama antara islam dan kristen) Beirut
1956-1969, dan masih banyak buku-buku lain.
C.Tokoh-Tokoh Filsafat Islam
- Al-Kindi
1)
Hidup dan karyanya
Nama Al-Kindi berasal dari nama sebuah suku, yaitu :
Banu Kindah yaitu suku keturunan Kindah, yang berlokasi didaerah Selatan
Jazirah Arab dan mereka ini mempunyai kebudayaan yang tinggi.
Nama lengkap : Abu Yusuf, Yakub ibnu Ishak al-Sabah, ibn Imran, ibnu
Al-Asa’ath, Ibnu Kays al-kindi, keturunan suku kays, gelar Abu Yusuf (bapak
dari anak yang barnama yusuf), lahir tahun 185 H (801 M) di kuffah, nama orang
tua Ishaq Ahshabbah dengan jabatan Gubernur di kuffah, pada masa pemerintahan Al-Mahdi
dan Harun Al-Rasyid dan Bani Abbas.
Al-Kindi
(801-873 M), didunia barat terkenal dengan nama Alkindus. Beliau adalah
keturunan bangsawan Arab dari kerajaan Kinda (Yaman), lahir di Basrah pada
tahun 185 H, anak Ishak Al-Shabbah, gubernur di kufa (Irak) semasa pemerintahan
khalifah-khalifah al-mahdi, al-hadi dan harun ar-rasyid. Pendidikannya bermulai
di Basrah dan dilanjutkan di Baghdad. Beliau adalah seoarang tabib, ahli
bintang dan filosof. Al-kindi mengalami kemajuan pikiran islam dan penerjemah
buku-buku asing kedalam bahasa Arab.
Karangan-karangan
yang terkenal ditemukan oleh seorang ahli ketimuran Jerman, yaitu Hillimuth
Riltter di perpustakaan Aya Sofia, Istambul, yang terdiri dari 29 risalah. Risalah-risalah
ini membicarakan soal-soal alam dan filsafat antara lain Keesaan Tuhan, akal,
jiwa, filsafat pertama. Risalah-risalah tersebut sudah diterbitkan di Mesir
oleh M. Abdul Hadi Aburaidah.
Unsur-unsur yang kita dapati
pada pemikiran Al-Kindi adalah:
o
Alliran Pythagoras tentang matematika sebagai
jalan ke Arab filsafat.
o
Pikiran-pikiran Aristoteles
dalam soal-soal fisika dan metafisika.
o
Pikiran-pikiran Plato dalalm soal kejiwaan.
o
Pikiran-pikiran Plato dan
Aristoteles bersama-sama dalam soal etika.
o
Wahyu dan iman (ajran-ajaran agama) dalam
soal-soal yang berhubungan dengan Tuhan dan sifat-sifatnya.
o
Aliran Mu’tazilah dalam memuja kekuatan akal
manusia dan dalam menakwilakan ayat-ayat Al-quran.
2.)
Pandangan Al-Kindi tentang filsafat islam
Menurut Al-Kindi, filsafat
ialah ilmu tentang hakikat (kebenaran) sesuatu menurut kesanggupan mnausia,
yang mencakup ilmu ketuhanan, ilmu keesaan (wahdaniyah), ilmu keutamaan
(fadilah), ilmu tentang semua yang berguna dan cara memperolehnya, serta cara
menjauhiperkara-perkara yang merugikan.
Unsur-unsur pemikiran yang
mempengaruhi filsafatnya:
- Pemikiran Pythagoras tentang matematika sebagai jalan kea rah filsafat.
- Pemikiran Aristoteles dalam fisika dan metafisika berbeda pendapat mengenai qadimnya kealam /kekalnya alam.
- Pemikiran Plato dan Aristoteles dalam etikanya.
- Pemikiran Plato dalam kejiwaannya.
- Wahyu dan iman (ajaran-ajaran agama) dalam hubungannya dengan tuhan dan sifat-sifatnya.
- Pemikiran Mu’tazilah dalm menekan rasio dan menafsirkan ayat-ayat al-quran.
- Al-Farabi
1) Riwayat hidup, karya
dan pandangan filsafat
Abu Nasr Muhammad Al-Farabi (870-950 M). beliau adalah
seorang muslim keturunan Parsi, yang didirikan dikota Farab (turkestan) anak
Muhammad ibn Auzaiqh seorang panglima perang parsi dan kemudian berdiam di
Damsyik. Al-farabi belajar di
Baghdad dan Harran, kemudian ia pergi ke Suria dan Mesir. Sebutan Al-farabi
diambil dari nama kota farab, dimana ia dilahirkan pada tahun 257 H (780 M),
ayahnya adalah seorang Iran dan kawin dengan wanita Turkestan.
Diantara karangan-karangannya adalah:
Ø
Aqhadlu ma Ba’da
at-tahbiah.
Ø
Al-jam’u baina Ra’yai
al-Hakimain (memepertemukan pendapat filosof, maksudnya plato dan Aristoteles).
Ø Tahsil
as-sa’dah (mencari kebahagiaan)
Ø
U’yun ul-Masail
(pokok-pokok persoalan)
Ø
Ara’u Ahl-il Madinah
al-fadilah (pikiran-pikiranpenduduk utama negeri utama)
Ø Ih-Sha’u al-ulum
(statistik ilmu)
2)
Pemikiran tentang Tuhan
ü
Wujud yang mungkin, atau
wujud yang nyata karena lainnya (wajibul wujud-lighairihi), seperti wujud
cahaya yang tidak akan ada, kalau sekiranya tidak ada matahari.
ü
Wujud yang nyata dengan
sendirinya (wajibul wujud li-dzatihi). Wujud ini adalah wujud yang tabiatnya itu
sendiri menghendaki wujud-Nya yaitu wujud yang apabila diperkirakan tidak ada,
maka akan timbul kemuslihatan sama sekali.
3)
Sifat Tuhan
Dalam merefisikannya tentang Tuhan Al-Farabi hendak
menunjukkan keesaan Tuhan dan ketunggalan-Nya, juga dijelaskan pula mengenai
keasatuan antara sifat dan dzat (substansi) tuhan tidak bisa berbeda dari
dzat-Nya, karana Tuhan adalah tunggal.
- Ibnu Sina
1)
Riwayat hidup dan karya-karyanya
Ibnu Sina dilahirkan dalam masa kekacauan dimana
khalifah Abbasiyah mengalami kemunduran dan negeri-negerinya yang mula-mula
berada dibawah kekuasaan khilafat tersebut mulai melepaskan diri satu persatu
untuk berdiri sendiri. Ibnu Sina dilahirkan didesa Afsyanah tidak jauh dari Bukhara, di Transoxiano (Persia utara) dimana ayahnya yang
hidup dalam berbagai kebudayaan, tinggal bersama keluarganya.
Ibnu Sina mempelajari beberapa bidang ilmu pengetahuan
antara lain: Ilmu agama, ilmu falsafah, ilmu politik, daln ilmu kedokteran.
2)
Metafisika Ibnu Sina
Pemikiran metafisika ibnu sina bertitik tolak kepada
pandangan filsafatnya yang membagi tiga jenis hal yaitu:kehendak kepada yang
·
Penting dalam berdirinya
sendiri, tidak perlu kepada sebab lain untuk kejadiaanya, selain dirinya
sendiri yaitu Tuhan.
·
Berkehendak kepada yang
lain, yaitu mahkluk yang butuh kepada yang menjadikannya.
·
Makhluk mungkin, yaitu bisa
ada bisa pula tidak ada, dam ia sendiri tidak butuh kepada kejadiannya,
maksudnya benda-benda yang tidak berakal seperti pohon, air, batu,tanah, api.
3)
Hukum sebab Musabah
Tuhan adalah sebab yang efisien dari alam, tidak perlu
didahului oleh waktu. Dengan kata lain ibnu sina memandang antara sebab dan
akibat walaupun bagaimana sebab itu, datang juga dari sebab. Tuhan sebagai
sebab beartindak daalm alam yang bergerak terus-menerus dalam wujudnya, yang
adanya sebagai sebab dirinya sendiri atau dibuthkan oleh yang lain.
4) Tuhan Maha Mengatur
dan Maha Tahu.
Defenisi tentang Tuhan sebagai yang Maha Tahu
diterangkan ibnu sina dalam kitabnyaAl-Isyarah sebagai berikut: “ Maha Tahu
adalah perwakilan dalam undang alam semesta, dalam pengetahuan abadi, dalam
suatu waktu tertentu.
- A-Razi
1)
Riwayat Hidup dan Karyanya.
Ar-Razi dilahirkan di Ravy, dipropinsi Khurasan,
dikatakn oleh beberapa para ahli telah pandai memainkan Harpa pada usia
remajanya dan oleh yang lain (dikatakan) telah menjadi seorang penukar uang
(money changer) sebelum beralih ke filsafat dan kedokteran, karya medisnya uang
paling besar adalah al- hawi, ayng lebih terkenal dengan sebutan al-jami’ yaitu
ilmu Iktisar ilmu kedokteran, yang diterjemahkan kedalama bahasa laitn pada
tahun 1279 dengan continens dan beredar luas dilingkungan ilmu kedokteran
sampai abad keenam belas.
2)
Pandangan Ar-Razi tentang Moral
Yang paling baik adalah yang moderat artinya jangan
terlalu mengumbar nafsu tetapi jangan pula terlalu membunuh nafsu, segala
sesuatu itu hendaknya menurut kebutuhan saja.
3)
Metafisika Al-Razi
Pandangan Ar-Razi tentang metafisika ini diuraikan
dalam bukunya yang berjudul “Ilmu Ketuhanan”. Problem utamanya adalah tentang
adanya lima prinsip yang kekal, dan kelima tersebut adalah tentang Tuhan, jiwa
yang universal, materi pertama yang absolute, dan waktu yang absolute.
v
Tuhan
Menurut Ar-Razi
tuhan itu Maha Bijaksana, ia tidak mengenal istilah lupa. Hidup ini keluar
dari-Nya sebagai sinar terpancar dari sang surya. Pengetahuan Tuhan berbeda
dengan manusia, sebab pengetahuan manusia dibatasi oleh pengalaman sedang
pengetahuan Tuhan tidak dibatasi oleh pengalman.
v
Jiwa universal
Disaat jiwa mendekat pada tubuh, tubuh meronta melihat
nasib jiwa yang tragis ini, kemudian Tuhan berkenan menolongnya dengan jalan
membentuk alam ini, dalam susunan roh dapat memperoleh kesenangan material
didalamya
v
Benda
Benda
pertama terdiri dari atom-atom. Ar-razi mengatakan bahwa bila tidak ada didunia
ini sesuatu yang berasal dari sesuatu yang lain. Dan sesuatu yang lain
adalah benda.
v
Ruang Aboslut
Materi pertama itu kekal maka membutuhkan ruang yang
sifatnya kekal juga, sebab tidak mungkin kekal itu berada didalam yang nisb,
menurut ar-razi ruang ada dua macam yaitu ruang absolute dan ruang relatif.
Ruang absolut tidak mengantungkan wujudnya pada aliran mauoun benda-benda yang
membutuhkan ruang. Sebaliknya setiap ruang mesti diisi oleh benda, ruang ini
disebut ruang relatif.
v
Masa absolut
Waktu absolute ialah perputaran waktu, sifatnya
bergerak dan kekal, waktu yang terbatas adalah waktu ayng diukur berdasarkan
dan pergerakan matahari dan bintangnya.
- Al-Ghazali
1)
Riwayat hidup Al-Ghazali
Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali lahir pada tahun 1059 M
di Ghazaleh suatu kota kecil yang terletak didekat Thus di Khurasan bergelar
Hujjatul Islam. Sebutan Al-Ghazali diambil dari kota
Ghazalah yakni nama kampung kelahiran Al-Ghazali. Karya-karaya
Al-Ghazali yaitu ia berhasil menyusun buku-buku Tahafutul Falasifah ,
Al-Mungisminadi Dialal, Ihya Ulumuddin, Mantiq, Fiqh dan Ushul Fiqh, Tafsir,
Akhlak adat kesopanan.
- Ibnu Bajjah
1)
Riwayat hidup dan Karyanya.
Ibnu Bajjah dilahirkan di Sarqosta pada abad ke-11 M,
tahun kelahirannya tidak diketahui, sejauh yang dapat dicatat oleh sejarah. Ia
hidup di servile, Granada
dan Fas. Ia menulis beberapa risalah tentang logika dikota servile pada tahun
1128 M dan meninggal dunia di Fas pada tahun 1138 M, ketika usianya belum lagi
tua. Menurut suatu riwayat ia meninggal karena diracun oleh seorang dokter yang
iri terhadap kecerdasan, ilmu dan ketenarannya.
Ibnu Bajjah hanya mengarang buku diantarnya: Beberapa
risalah dalam ilmu logika dan sampai sekarang masih tersimpan di perpustakaan
Escurial, Risalah tantang jiwa, Risalah al-Ihtisal mengenai pertemuan manusia
dari akal-akal dan lain-lain.
- Ibnu Tufail
1)
Riwayat hidup dan karyanya
Ibnu Tufail terkenal dengan filosof muslim yang gemar
menuangkan pemikiran kefisalfatannya. Ia adalah Abu Bakar Muhammad bin Abdul
Malik bin Tufail dilahirkan Diwadi Asy dekat Granada, pada tahun 506 H/ 1110 M. buku-buku
biografi merupakan karangan dari ibnu Thufail yang menyangkut beberapa lapangan
filsafat, seperti filsafat fisika, metafisika.
- Ibnu Maskawaih
1)
Riwayat hidup
Nama lengkapnya: Abu Ali Al-Khozim Ahmad Ibn Muhammad
bin Ya’kub bin Miskawaih dikenal dengan Ibnu Miskawaih atau ada yang menyebut
ibnu Maskawaih. Miskawaih dilahirkan di Ray (sekarang Teheran), mengeneai tahun
lahirnya ada perbedaan pendapat dari
para penulis. Ada
yang menyebutkan tahun 320H/932M, ada
lagi yang menyebutkan tahun 325H, wafatnya pada tanggal 9 safar 421H.
Karyanya, didalam buku “tahzib al akhlak wa fath-hir
al a’raq” Miskawaih menguraikan bahwa jika manusia mempunyai tiga kekuatan
bertingkat yaitu:
- An-nafs al bahimiyiah (nafsu kebinatangan) yang buruk.
- An-nafs as sabuiyah (nafsu binatang buas) yang sedang
- An-nafs an-nathiqah(jiwa yang cerdas) yang baik.
- Ibnu Rusyd
Ibnu rusyd adalah seorang filosof islam yang cukup
masyhur ia adalah Abdul Walid Muhammad bin Ahmad ibn Rusyd, kelahiran di
Cordova pada tahun 520 H.
Diantara karangannya adalah:
- Tahafut al- Tahafut(kehancuran orang yang menghancurkan). Karya ini berisi pembelaan terhadap filsafat yang diserang oleh Imam Ghazali.
- Bidayat al-Mujtahid. Buku ini berisikan kajian fiqh perbandingan dll.
Pemikirannya
Ibnu rusyd merupakan filsuf terpenting yang
pemikirannya mencangkup aneka aspek. Namun dalam uraian ini dibatasi pada dua
masalah, yaitu hubungan agama dan filsafat dan pembahasan causalitas(sebab
akibat). Kemudian dilanjutkan dengan
pembelaannya terhadap filsafat dalam bentuk serangan balik terhadap Imam
Ghazali.
- Hubungan agama dan filsafat
Apabila
didunia islam di belahan timur. Filasafat telah mengalami kehancuran total dengan serangan Ghazali melalui tulisannya
Tahafut al-Falasifah dan para loyalisnya, maka di belahan barat semangat kefilsafatan tumbuh berkat ulasan-ulasan
ibnu Rusyd. Sumber malapetaka itu ialah Tahafut al-Falasifah, karya Imam
al-Ghazali. Agar malapetaka itu dapat di hindari, maka sumber malapetaka itu
harus di padamkan dan untuk itu ibn Rusyd menulis buku Tahafut
al-Tahafut(kehancuran para penentang filsafat), maksud dari buku itu adalah
sudah barang tentu adalah imam al-Ghazali dan kroni-kroninya.
Buku
Tahafut al-Falasifah tersebut menurut ibn Rusyd
bukanlah analisa filsafat melainkan analisa sufistis, karena hanya
merupakan analisa sufistis yang tidak terlepas dari perasaan, maka menurutnya
buku ini adalah gambaran dari masanya bukan cetusan dari pemikirannya yang
sesungguhnya.
Didalam
membicarakan hubungan agama dengan filsafat, dalam karyanya Fashl al-Maqal, ibn
Rusyd mengatakan bahwa syarai’at tidak bertentangan denga filsafat bahkan
syarai’at mengajak manusia untuk mengadakan kajian kefilsafatan seperti yang terdapat dalam berbagai nash
al-quran maka peran agama dalam hak ini hanyalah meluruskan.
Kausalitas
Konsep kausalitas membicarakan adanya sebab akibat
pada setiap kejadian yang ada dalam alam ini.problem yang menarik perhatian
para filsuf ialah:
- apakah sebab yang yang menjadikan itu langsung dari tuhan atau hanya sebahagian saja?
- Ataukah tuhan hanya sebagai sebab universal,sehingga terdapat sebab lain di antara Tuhan dengan suatu peristiwa (sebab perantara / menengah).
Didalam
menghadapi dua kemungkinan di atas ibnu rusyd mengajukan pemikiran yang relatif
sama dengan aliran muktazilah,yaitu pada prinsip Tuhan tidak menciptakan akibat
(accident)melainkan hanya menciptakan sebab (subtansi).Karena itu,terjadinya suatu
peristiwa (akibat) tidak langsung dari Tuhan,melainkan melalui “sebab perantara
“ yang disebut sebagai “Intermidiate Cause”, yaitu subtansi .Hal ini didasarkan
pada prinsip bahwa ketika Tuhan menciptakan sesuatu sekaligus telah
memberikannya kemampuan untuk berbuat (melahirkan peristiwa),sesuai dengan
konsep determinisme.
Dengan demikian
di dalam suatu peristiwa terdapat dua sebab yang melahirkannya,yaitu
pertama,intermediate cause(sebab perantara) yang langsung berhubungan dengan
peristiwa,kedua, first cause(sebab pertama) yaitu Tuhan,yang menjadi sebab bagi
kemampuan intermiditecause untuk dapat melahirkan sebab.Dengan kata lain,Tuhan
tidak langsung terhadap suatu peristiwa,tetapi dibatasi oleh sebab perantara
(subtansi)yang mempunyai kemampuan bertindak /melahirkan peristiwa,yang
dianugerahi oleh Tuhan.pendapat ini berbeda dengan pendapat Imam Ghazali bahwa
segala peristiwa langsung dari Tuhan,bukan melalui sebab perantara.Perbedaan
dan sekaligus perbandingan pendapat kedua filsuf ini dapat dilihat pada gambar
berikut:
IBN RUSYD :SEBAB
PERANTARA _ SEBAB _
(Tuhan)
PERANTARA PERISTIWA
ALGHAZALI : SEBAB PERTAMA
(Tuhan) _
LANGSUNG _PERISTIWA.
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar Atjeh.1968.sejarah filsafat islam.Semarang:Ramadhani.
Ahmad Daudy.1984.Segi-segi
pemikiran filsafat dalam islam.Jakarta.
Boer,De.1958 “fisafat islam”,Diktat kuliah.Yogyakarta.
_ ,1975.Sejarah
filsafat dalam islam.yogyakarta:Kasinius.
Bakti Nasution Hasan. 2001. Filsafat Umum. Gaya Media
Pratama(GMP).Jakarta.
Bakker Anton. 1978. Sejarah Filsafat Dalam Islam. Kanisius.
Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar