ZAINAB
AL KUBRA R.A. , Seorang wanita cucu Rasulullah SAW, yang begitu tabah dan tetap
tegar menghadapi ujian dan cobaan, demi kemuliaan keturunan Rasulullah SAW.
Menulis
tentang Sitti Fatimah Azzahra dengan meninggalkan begitu saja kedua puterinya,
rasanya memang kurang adil. Apalagi kalau yang dibicarakan itu menyangkut
puterinya yang bernanna Zainab Al-Kubra. Ia tercatat dalam sejarah Islam
sebagai wanita yang tabah dan gagah berani Seperti diketahui, di samping kedua
puteranya yang termasyhur itu, dalam perkawinannya dengan Imam Ali r.a., Sitti
Fatimah Azzahra juga diberkahi oleh Allah s.w.t. dengan dua orang puteri.
Mereka itu adalah Zainab Al-Kubra dan Zainab Ash-Sugra. Bersama dengan Al-Hasan
dan Al-Husain r.a., kedua wanita itu sudah sejak masa anak-anak ditinggalkan
untuk selamalamanya oleh ibundanya. Dalam usia yang masih muda sekali ini,
sesaat sebelum wafat Sitti Fatimah r.a. telah berpesan khusus kepada Zainab
Al-Kubra agar ia menjaga baik-baik kedua saudara lelakinya itu.
Memang,
beban yang terberat bagi Sitti Fatimah Azzahra sebelum meninggal dunia rupanya
adalah keempat anaknya yang masih kecil-kecil itu. Dikisahkan bahwa sesaat
sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir Sitti Fatimah r.a. tak dapat
menahan kepedihan hatinya. Ia harus memenuhi panggilan Ilahi pada usia yang
begitu muda, 28 tahun. Sedangkan anak-anaknya belum satu pun yang mencapai usia
sepuluh tahun.
Sesudah
itu pada usia masih remaja, bahkan masih anak-anak, Zainab Al-Kubra sudah
diserahi tanggung jawab untuk menjaga adik-adik dan merawat kakak-kakaknya.
Tidak banyak yang bisa diungkapkan mengenai peran masa anak-anak yang dilakukan
oleh kedua puteri Sitti Fatimah Azzahra itu. Riwayat-riwayat hanya
mengungkapkan kehidupan dan perkembangan Al Hasan dan Al Husain r.a. Hal ini
tidak perlu diherankan, karena dunia kehidupan Arab yang keras jarang sekali
mengedepankan peran seorang wanita. Jadi walaupun Zainab Al-Kubra dan Zainab
Ash Sugra termasuk dalam lingkungan keluarga sangat mulia nama mereka jarang
sekali ditonjolkan.
Baru
beberapa tahun kemudian setelah Zainab Al Kubra meningkat remaja, maka
peranannya diungkapkan oleh para periwayat. Sejarah akhirnya mencatat namanya
dan mengakui peran penting yang dijalankan oleh Zainab Al Kubra dalam
melindungi kesinambungan generasi penerus keluarga RASUL Allah s a w. Bagaimana
pun juga, walau Zainab Al Kubra seorang wanita, tetapi ada darah kemuliaan dan
kesucian yang mengalir dalam tubuhnya. Sejak masa anak-anak ia telah turut
memikul tanggung jawab kehidupan rumahtangga Imam Ali r.a. yang ditinggal wafat
oleh Sitti Fatimah Azzahra. Zainab Al Kubra dengan tekun dan tabah melaksanakan
amanat yang ditinggalkan oleh bundanya sesaat sebelum wafat. Dengan penuh
tanggung jawab dirawatnya adik-adik dan kedua kakaknya itu. Boleh dikatakan ia
tak pernah berpisah jauh dari kedua saudara lelakinya itu.
Tidak
ada pengungkapan mengenai kelanjutan kehidupan Zainab Ash-Sugra. Sedangkan
tentang Zainab Al Kubra justru makin menonjol setelah Al-Husain r.a. gugur di
Karbala. Wanita inilah pada usia sudah lebih setengah abad tanpa mengebal
gentar sedikit pun sedia mati untuk menyelamatkan keturunan langsung Rasul
Allah s a.w. Ia menjadi saksi hidup tentang siksaan yang dialami oleh saudara
lelakinya itu sampai Al-Husain r.a. meninggal dengan gagah berani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar